Minggu, 16 November 2014

Permainan Tradisional

 

 Tata Cara Permainan Dakon

Pembuka
Dakon utawa congklak, kuwi dolanan sing nganggo piranti kayu dilegoki pitung legokan, rong larik, terus ing pucuk kiwa tengen ana legokan gedhé (lumbung) loro. Sak liyané kuwi, butuh kecik cacahé 7 x 7 x 2 = 98.
Tata Cara Permainan Dakon
1. Legokan cilik diisi kecik pitu-pitu
2. Giliran sing mlaku dhisik diundhi nganggo sut
3. Carane mlaku, sing oleh giliran milih salah siji legokan sisih ngarepe, kecik sing ning kono dijupuk, terus ditibakke siji-siji ning legokan wiwit sisih tengene. Sak teruse legokan tengen diisi, ugo lumbung sisih tengen. Yen kecike isih turah, diteruske muter ning legokan musuhe.
4. Yen kecik paling pungkasan enteke pas ning lumbung, giliran diteruske nganggo cara ndhuwur.
5. Yen kecik paling pungkasan enteke pas ning legokan sing kosong, giliran mandheg, ganti musuhe.
6. Yen legokan sabrange ono isine, kabeh dipindhah ning lumbunge dhewe.
Lah nek neng yogjo carane awitan kok bedho yo?? neng yogjo wiwit bareng,seko sisih kiwo dhewe,mlaku bareng ngati sopo sing kecik e entek disik lan mandeng neng legokan sing kosong.
(durung tutug)
Congklak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Congkak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Nama congkak di berbagai daerah
Di Malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congkak dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan Melayu. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congkak, dakon, dhakon atau dhakonan. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala.
Permainan congkak
Permainan congkak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congkak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congkak atau buah congkak. Umumnya papan congkak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congkak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
Meredupnya popularitas permainan tradisional biasanya dibarengi dengan merosotnya pamor dan keberadaan permainan itu. Tapi tidak demikian halnya dengan congklak atau dakon. Dolanan yang jadi kegemaran anak-anak perempuan ini, kini justru naek pangkat menjadi benda koleksi pendukung interior.
Di tangan para pengrajin dan eksportir furnitur, papan mainan dakon ini diubah menjadi karya seni dengan ukiran yang unik. Bagian ujung dan pangkal biasanya dibuat ukiran kepala binatang seperti naga dan angsa. Pada bagian bawah, juga ditambahkan kaki-kaki binatang tersebut. Harganya? Hhmmm….bisa 100 kali lipat dari harga papan dakon tradisional, lho.
Dhakon/Congklak
Dhakon, media yang terdiri dari kurva berjajar (sawah) dengan jumlah tertentu dan di masing-masing ujungnya terdapat lubang besar (lumbung). Untuk memainkan diperlukan biji asam (klungsu), biji sawo (kecik) atau kerikil/batu kecil. Jumlah biji sesuai dengan jumlah sawah, misalnya terdapat 7 pasang sawah, maka kecik berjumlah 7 x 7 x 2 = 98 buah. Setelah lubang dhakon kedua belah pihak diisi oleh biji, dan mulai mengecerkan biji dalam satu sawah ke sawah lain secara memutar. Proses tersebut terus berlangsung hingga biji terajgir menemukan sawah kosong miliknya, dan bisa mengambil semua biji di sawah seberangnya. Demikianlah pemain menjalankan bijinya bergantian sampai habis dan pemenang adalah yang lumbungnya paling banyak